Ternyata menikmati Jakarta tanpa ngemall itu mungkin banget loh gaes, aku baru tahu kalau Jakarta itu bisa dinikmati dengan asyik bersama Jakarta Good Guide. Klise mungkin tulisan ini terkesan promo ya ? But for surely this is not ! Mau enggak mau secara tak langsung memang harus menyebut mereka karena perjalanan mengelilingi Jakarta jadi menyenangkan meski aku membawa dua anak balitaku. Perjalanan ini terlaksana berkat mami ada acara reunian Danone Blogger Academy, dan enggak nyangka banget kita diajak menikmati Jakarta dengan berjalan kaki/walking tour. Enggak pernah kepikiran sih bakalan ada cara mudah menikmati Jakarta, kadang saudara suka nanya “Li kalau ke Jakarta ngapain ya ?” Nah mulai sekarang aku sudah punya ide deh untuk mengajak kerabat yang ingin main ke Jakarta dengan walking tour yang seru banget!
Jakarta Good Guide ini ternyata didirikan oleh Kak Chanda untuk lebih mengenalkan kota Jakarta dan sejarahnya kepada orang-orang yang ingin menikmati liburan tanpa harus ngemall, dan ternyata katanya enggak ada tarif khususlah untuk pokoknya cincai kata Kak Chanda, ada beberapa rute pilihan seperti Menteng, China Town, Kota Tua dan kebetulan kami memilih Rute Cikini karena lokasi acara reunian berdekatan dengan rute ini. Pokoknya panitia Danone Blogger Academy keren deh bisa ngasih acara yang berkesan buat para alumni Danone Blogger Academy Batch I.
Rute Cikini, Cikini dan Sejarahnya
Titik kumpul kami di Gedung Joeang 45 dan dari sana kami diajak masuk museum dimana disana ada sejarah para pendiri bangsa ini. Kagum juga sih bisa melihat kursi yang diduduki alm. Soekarno, bahkan ada kursi santai Jenderal Sudirman juga didalamnya. Dibagian halaman belakang terdapat 3 mobil kuno yang masih menyala mesinnya, salah satunya adalah mobil RI 1 loh dan ada rongsokan mobil jeep zaman dahulu. Setelah puas membaca sejarah didalam museum Joeang 45 kami pun melanjutkan walking tour, tak jauh dari museum kami tiba disebuah kantor pos Cikini dan ternyata kantor pos ini sudah ada sejak zaman Belanda, memang sih masih tampak bangunan tua nya dan hebatnya kantor pos ini buka pelayanan selama 24 jam loh, wow! perjalanan kami berlanjut melewati toko-toko dengan bangunan kuno dan semuanya menjual makanan, lalu sepanjang jalan itu bisa kita lihat gerobak-gerobak roti Tan Ek Tjoan, ini roti terkenal banget dan ternyata menurut kak Chanda prinsip jualannya itu adalah yin yang dan roti yang dijual ada yang keras dan lembut, kalao yang keras itu disebutnya roti gambang sedangkan yang lembut roti nougat. Setelahnya kak Chanda menunjukkan sebuah bangunan disebelah kanan kami “Optik A. Kasoem”, ternyata ini adalah orang yang pertama kali menciptakan kacamata di Indonesia loh bahkan saat ini A. Kasoem bukan hanya menjual kacamata saja tetapi juga alat bantu dengar untuk teman-teman tuli kita.
Rute cikini ini akan berakhir di jalan surabaya, jadi dari Museum Joeang 45 kami berjalan sejauh 1.6 KM dan anak-anak ku menikmati banget, emang ga capek li ? Sepertinya tidak hehe, ini berkat kebaikan Kak Chanda juga yang menemani anak-anak sepanjang perjalanan dengan cerita yang cukup menarik sehingga jalan kaki tidak terasa membosankan. Akhirnya kami pun tiba di TIM (Taman Ismail Marzuki) dan rupanya nih aku baru tahu ternyata TIM ini dulunya adalah lokasi Kebun Binantangnya Jakarta, karena berada ditengah kota akhirnya Bonbin nya dipindah deh ke Ragunan. Lalu tak jauh dari sana kami melihat ada toko reparasi tas yang ngetop pada masanya yaitu Laba-Laba. Reparasi tas ini ternyata sudah ada sejak zaman Belanda (1800an) dan dulu namnya adalah spin yang artinya laba-laba juga sih, kenapa berubah jadi bahasa Indonesia ? Karena sejak merdeka Indonesia sangat anti dengan nama asing makanya banyak deh yang berganti nama termasuk teman-teman tiongha kita pada punya nama Bahasa Indonesia ye kan ? Perjalanan pun berlanjut dan kini tiba di tempat Ibu Megawati Soekarno Putri menimba Ilmu yaitu Percik alias Perguruan Cikini, bahkan konon katanya Presiden Soekarno pernah bersembunyi disini untuk menyelamatkan dirinya.
Perjalanan terus berlanjut dan kali ini kami tiba disebuah hotel dan di dalam lobynya ada es krim fenomenal Tjanang, rasanya sih mirip es potong tapi ada potongan buah kecil-kecil dan untuk rasa OK lah, satu cup nya dibandrol harga 15 ribu rupiah, yah untuk es krim dengan cerita sejarahnya its worthiedlah gaes !. Sepanjang jalan Cikini sesekali Kak Chanda menunjukkan rumah yang bangunannya bagus dan masih dengan gaya belanda nya, rumah-rumah tersebut adalah rumah para pejuang Bangsa baik hanya memberikan dana untuk menyokokng kemerdekaan Republik Indonesia ataupun yang terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan kita.
Akhirnya kamipun tiba ditujuan akhir, Jalan Surabaya saat ini adalah salah satu destinasi wisatawan asing untuk berburu barang antik, namun dalam kesempatan kali ini kami enggak mampir kesana berhubung acara reunian dilakasanakan di sebuah cafe persis di depan stasiun Cikini dan totally aku dan anak-anak berjalan sejauh 1,6 Km dan itu sangat mengesankan tanpa rasa bosan dan hebatnya kedua anakku berjalan kaki menyelesaikan rute Cikini. Tak lepas ini peranan dari kebaikan Kak Chanda selaku tour guide kami selama menikmati Cikini dan sejarah yang ada pada nya.
So gaes kalo kalian ingin melakukan walking tour di Jakarta maka aku rekomendasikan Jakarta Good Guide (JGG) untuk menemani kalian, dijamin menyenangkan. Oh iya kata Kak Chanda kalian juga bisa request sih rutenya pokoknya mereka siap menemani kalian keliling Jakarta dan dipastikan kalian akan semakin mengenal kota Jakarta. Liburan seperti ini juga terbukti efektif untuk menjauhkan anak dari mall dan gadget, its so fun gaes. Thanks buat JGG khususnya kak Chanda yang sudah mau direcokin kedua anakku.