Heavenly Ever After : Ketika Surga Bukan tentang Siapa yang Tahu, Tapi Siapa yang Ridha
Heavenly Ever After adalah drama Korea terbaru yang penuh makna dan menyentuh hati. Drama ini tayang setiap Sabtu dan Minggu di Netflix sejak 20 April 2025 dan akan hadir dalam 12 episode. Disutradarai oleh Kim Seok-yoon—yang sebelumnya sukses dengan Law School, My Liberation Notes, dan Behind Your Touch—drama ini ditulis oleh duo penulis sensitif : Lee Nam-kyu dan Kim Su-jin. Para pemeran utamanya termasuk nama-nama besar seperti Kim Hye-ja, Son Suk-ku, Han Ji-min, Lee Jung-eun, hingga Cheon Ho-jin.

Kisah bermula dari sosok seorang nenek bernama Lee Hae-sook (diperankan dengan sangat menyentuh oleh Kim Hye-ja), yang wafat di usia 80 tahun. Semasa hidup, ia menjalani peran sebagai kepala rumah tangga setelah sang suami, Ko Nak-joon (Son Suk-ku), meninggal karena kecelakaan. Setelah kematiannya, Hae-sook tiba di sebuah tempat yang dinamakan Kantor Konseling Penerimaan Surga. Di sana, ia diberi kebebasan untuk memilih usia berapa dirinya ingin tampil saat tinggal di surga—apakah saat muda, saat dewasa, atau usia lainnya dari seluruh rentang kehidupannya. Tapi ia memilih tetap sebagai nenek berusia 80 tahun. Sebuah pilihan sederhana tapi sangat menyentuh, karena suaminya dulu pernah berkata bahwa dirinya terlihat paling cantik saat tua. Pilihan itu bukan soal penampilan, tapi tentang cinta yang penuh penerimaan.
Adegan ketika Hae-sook akhirnya masuk surga dan melihat suaminya versi muda, sementara ia tetap sebagai nenek tua, sangat menggugah hati. Ada kejutan, ada tawa kecil, tapi juga ada kerinduan yang seperti mekar kembali. Drama ini menyampaikan dengan lembut bahwa cinta sejati tidak selalu hadir dalam rupa yang sempurna, melainkan dalam bentuk kesetiaan dan pengorbanan yang tak terlihat oleh mata dunia.
Sebagai penonton yang gemar merenung tentang alam akhirat, aku merasa Heavenly Ever After memberi ruang untuk merefleksikan banyak hal—terutama soal ridha dan penilaian ilahi. Tokoh Hae-sook yang selama hidup dikenal keras karena pekerjaannya sebagai penagih utang bahkan mengira bahwa neraka adalah takdirnya. Tapi justru surga yang menjadi rumahnya. Mengapa? Karena suaminya menunggunya di sana, karena ridha suami bisa membuka gerbang surga bagi seorang istri. Ini bukan perkara siapa yang tampak baik di mata orang lain, tapi siapa yang diterima dan diikhlaskan oleh pasangan hidupnya.
Nak-joon, suami Hae-sook, digambarkan sebagai sosok yang selama hidup lumpuh dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Di dunia, ia mungkin tampak seperti orang yang kurang beruntung, tapi siapa sangka justru itu membuatnya terjaga dari dosa, jauh dari godaan dunia yang seringkali datang lewat pertemuan dengan orang-orang yang membuat kita lengah. Aku jadi sadar, bisa jadi kehilangan nikmat dunia itu adalah cara Allah menjaga kita agar kelak bisa pulang dengan selamat.
Di episode ketiga, aku tersentuh dengan kehadiran hewan peliharaan yang turun dari pelangi dan mengejar pemiliknya. Adegan itu membuatku teringat pada Blacky, kucing ku yang meninggal mendadak dan sendirian di atas plafon rumah. Sampai sekarang aku masih menyimpan tanya—apa yang membuatnya terluka, kenapa ia memilih pergi diam-diam. Dalam hati kecil ku, aku berharap kelak bisa bertemu Blacky, menanyakan semua yang belum sempat terucap.
Drama ini juga menyentuh tentang tingkatan surga. Hae-sook yang ingin bertemu ibunya justru mendapati sang ibu berada di lapisan surga yang berbeda. “Mengapa surga Ibu begini?” begitu pertanyaannya yang sederhana tapi sarat makna. Aku pernah mendengar bahwa surga terdiri dari delapan tingkatan yang berjauhan. Mungkin ini pengingat bahwa meski sama-sama mendapat ridha, perjalanan setiap jiwa tetap berbeda sesuai amalnya.
Dan tak ketinggalan, sindiran halus yang membuatku tertawa getir—bahwa laki-laki, bahkan di surga pun, tetap punya selera yang tak jauh dari dunia: suka yang muda. Hae-sook yang percaya penuh pada cinta suaminya tetap harus dihadapkan pada kenyataan bahwa manusia, meski mencintai, juga membawa luka dan ego.
Heavenly Ever After mengajak kita merenung tanpa menggurui. Drama ini mengajarkan bahwa mungkin kita merasa tidak pantas masuk surga, tapi juga tak kuat untuk di neraka. Maka, hanya ridha dan cinta tuluslah yang menjadi jembatan—antara kekurangan kita sebagai manusia, dan kasih sayang Tuhan yang tak terukur.
Anyway aku penasaran apakah sampai akhir episode Nak Jook tetap melihat wujud istrinya yang tua? soalnya istrinya saat muda belum kelihatan didalam adegan kan aku jadi penasaran siapakah sosok istri Nak Jook saat muda? Ada yang udah yang tahu? Komen yuk!