Sebenarnya sejak lama sudah ingin menuliskan review Film Hotel Mumbai dan seperti biasa aku enggak akan bahas siapa pemainnya, siapa yang membuatnya. Review di komburmamak hanya merupakan sudut pandang dan pelajaran apa yang bisa diangkat dari sebuah film.
Film ini based on true story, tahun 2008 Mumbai memang digegerkan adanya serangan dari kelompok teroris yang terlatih. Semua tempat umum seperti stasiun kereta api, rumah sakit, hotel dan kafe-kafe yang biasa ditongkrongi bule menjadi sasaran penembakan dan granat. Kejadian ini bahkan berlangsung selama hampir 4 hari (26-29 November 2008) dan barulah keadaan bisa dikendalikan, selama itu ada ratusan korban meninggal dan terluka.
Dalam film ini ada beberapa cuplikan peristiwa nyatanya, cuplikan video disisip dalam film ini sehingga aku bisa melihat betapa keadaan sangat kacau saat itu. Dan dari refrensi lainnya ada beberapa adegan dalam film ini yang fiksi untuk membuat layak menjadi tontonan. Film dimulai dari merapatnya kapal ke kota mumbai dan puluhan anak muda turun dan berpencar ke tempat-tempat target mereka. Di masing-masing telinga anak muda itu ada earphone yang tersambung dengan ketua geng which is semua ucapannya sangat didengar oleh para teroris ini.
Kebencian membakar jiwa mereka, takbir yang dipekikkan meyakinkan mereka untuk menuju surga sehingga kalaupun harus mati maka surga sudah menanti, itu mengapa mereka sangat yakin dan tak takut mati. Namun dalam film ini juga digambarkan bagaimana sesungguhnya kegalauan beberapa teroris dalam menjalankan aksinya. Uang adalah tujuan mereka, salah satu teroris menelepon orang tuanya sambil menangis dan pada akhirnya dia tahu bahwa keluarganya tak akan pernah menerima uang yang dijanjikan. Keadaan sudah membuatnya tak punya pilihan lain, menyerahkan diri artinya juga mati.
Suasana serangan di Hotel Mumbai cukup mengiris hati dan beruntung ada seorang Staf Hotel Arjun (tokoh fiktif) bersama Kepala Chef Oberoi (Tokoh real) bekerja sama untuk menyelamatkan para tamu hotel. Adanya bayi dalam film ini membuat aku ngilu dan berdebar, perjuangan para tamu hotel untuk selamat memicu berbagai persoalan dan hal ini mengingatkanku bahwa dalam keadaan terdesak semua orang akan memikirkan nasib masing-masing. Salah satu tamu hotel yang istimewa malam itu adalah kehadiran Zahra dan suaminya David berkebangsaan Amerika, Bayinya Cameron dan Pengasuhnya Sally merupakan adegan yang bikin deg-degan dan pada akhirnya tahun lalu Donald Trump dalam memperingati 10 Tahun Tragedi Hotel Mumbai memasang reward bagi siapa saja yang bisa menemukan dalang serangan Mumbai, hal ini karena ada warganya yang menjadi korban. Wow mister Donald Trump perhatian ya hehe.
Film ini justru meyakinkanku bahwa Islam bukanlah teroris, karena sangat jelas ketika Zahra mengucapkan kalimat Allah teroris itu sempat terenyuh hatinya. Islam tak akan membunuh dan salah satu teroris itu mengakui bahwa dia sudah salah dan motivasi mereka adalah uang. Kemiskinan selalu membawa seseorang kepada jalan yang salah. Film ini pasti membangkitkan kenangan yang menyedihkan bagi banyak orang, namun film ini juga akan mengingatkan kepada kita bahwa kematian itu sangat dekat dan bisa terjadi ketika kita ingin berlibur. Dari Mumbai Hotel aku mendapat insight bahwa kalau kita masih dibutuhkan maka kita akan diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas-tugas kita. Film ini mampu membuat aku seperti menyaksikan kejadian nyata dan scorenya 7/10 kali ini aku menonton online ges karena film ini cepat banget beredar sehingga membuat aku tak sempat ke bioskop.