Judulnya saja sudah parasit jadi memang bisa ditebak kalau film Korea ini akan bercerita tentang mengambil keuntungan dan merugikan pihak lain. Hubungan itu akan berjalan dengan baik kalau kita bisa saling mengisi, tak ada pihak yang merasa diuntungkan atau dirugikan.
Sekali lagi aku ingatkan ya kalau di komburmamak enggak akan pernah bahas detail sebuah film, aku akan hanya mengambil pesan yang bisa dipetik dari sebuah film. Di awal film diceritakan ada satu keluarga yang hidup miskin, mereka terdiri dari ayah, ibu, seorang anak lelaki dan perempuan. Rumah mereka pun di perumahan kumuh tepatnya di bawah basement sehingga bau apek selalu hinggap dibadan mereka.
Suatu hari teman anak lelaki tersebut datang dan meminta tolong untuk menggantikannya sebagai guru les di sebuah keluarga kaya. Dan berbekal ijazah palsu akhirnya dia berhasil menggantikan temannya. Keluarga kaya ini kebetulan baik, memang ada kan ya di dunia ini orangnya udah kaya eh baik pula.
Nah kebanyakan orang nih kalau melihat orang kaya lugu bawaannya mau ambil untung aja kan? Dan itu pula yang membedakan aku ketika berteman dengan orang kaya dan mereka kerap merindukanku “sama lu tuh beda li, lu enggak pernah manfaatin gue” itu ucap temanku yang kaya. Buatku kebaikan orang itu harus kita hargai bukan jadi ajang kesempatan.
Anak muda ini melihat peluang, akhirnya dia sampaikan ke nyonya di rumah itu bahwa ada adik temannya ada yang cocok banget membantu anak kedua sang majikan untuk bisa lebih tenang dan yup! Nyonya tersebut bersedia. Kebohongan pertama sudah tercipta maka bersiaplah untuk kebohongan selanjutnya. Akhirnya adik perempuannya menjadi guru seni bagi anak kedua keluarga kaya ini.
Tak berapa lama adik perempuannya pun membuat muslihat dan mengakibatkan supir pribadi keluarga kaya ini di pecat, dan kalian tahu siapa penggantinya? Ayah mereka dan tetap dong berbalut kebohongan, dan terakhir mereka sukses memasukkan Ibunda tercinta dan menggeser posisi pembantu sebelumnya dengan cara yang licik.
Harapanku sampai disini seharusnya mereka bertobat, tapi yang terjadi mereka begitu tamak bahkan ketika keluarga kaya ini berlibur, maka keluarga miskin ini menguasai rumah majikannya. Lihatlah bila keserakahan sudah menguasai diri, boro-boro ingat bertaubat yang ada malah semakin merasa kurang.
Ingatlah tuhan enggak akan pernah membiarkanmu tersesat terlalu dalam, akhirnya keluarga miskin ini dikejutkan dengan kedatangan pembantu lama. Skenario ini enggak pernah hadir dalam pemikiran anak tertuanya, selama ini hampir semua yang terjadi bisa ditebak anak lelakinya tapi kali ini mereka justru berada dalam posisi sulit.
Pembantu lama meminta masuk ke dalam rumah, dan ternyata rumah besar itu memiliki bunker rahasia dan di dalam sana ada suaminya, what! Keluarga miskin kaget dan mereka saling ancam. Drama ini meski ringan tetapi mendekati akhir adegannya jauh banget dari bayangan.
Siang itu sang majikan ingin membuat pesta ulang tahun anaknya, dan disaat itulah musibah terjadi. Tiba-tiba saja suami pembantu lama naik ke atas, pria yang mengalami gangguan jiwa itu memasuki ruang tengah dan membunuh anak lelaki keluarga miskin, lalu menuju taman tempat pesta dan langsung menusuk anak perempuan si miskin. Keadaan menjadi rusuh, saat itu anak majikan mereka pingsan, majikan pria meminta kunci mobil dan apesnya dia menutup hidungnya, hal sepele ini membuat ayah si miskin menghujamkan pisau ke dada majikannya.
Memang begitu ya, kebencian itu mudah sekali dipicu. Jadi sebelumnya driver ini merasa tersinggung ketika majikannya di dalam mobil menutup hidung karena merasa aroma tak sedap dari supirnya. Dan sakit hati itu kembali muncul disaat yang tidak tepat.
Andai kata mereka tak serakah bisa jadi mereka hidup dengan bahagia, bayangin aja sekeluarga loh bekerja dalam satu rumah. Mana ada perusahaan yang bisa memperkerjakan sekeluarga begitu ? Film ini juga mengingatkan kita untuk terus bersyukur atas apa yang sudah ada pada kita, jangan serakah karena memang enggak akan ada kata cukup di dunia ini. Kalaupun kaya maka jangan juga terlalu naif, selalu waspada, jangan gampang percaya dengan empati seseorang.
Film ini ditutup dengan kisah yang membuat kita menjadi merenung, apa sih yang kita kejar di dunia ini? Jangan menipu untuk mencapai suatu tujuan, enggak berkah kata nenek hehe, boro-boro bisa menikmati hasil yang ada malah rugi.
Bersyukurlah maka Allah akan menambah nikmatNYA untuk kita.