Sejak berbulan-bulan lalu iklan film hero Gundala berseliweran di televisi dan jelas memang aku enggak bisa menghindarkan apapun yang lewat di televisi. Apalagi ini film hero dan bukan pertama kalinya anak-anak ikut menonton film hero asal luar. Jadi ketika Gundala ini muncul iklannya spontan dong as a parent kita nyeletuk “wah ini nih hero negara kita, hero asli Indonesia dong”. Kedua anakku teriak yeiiii berarti kami boleh ikut nonton kan ?
Belum aku jawab iya, aku dan suami malah searching film tahun 81 Gundala Putra Petir. Film khas jadul dimana pemeran utamanya adalah Sancaka seorang ilmuwan, dan selama menonton film versi 81 itu kami sekeluarga tertawa, selain karena teknologi memang film ini memberi hiburan buat kami skeeluarga. Well kalau memang seperti ini aku dan suami memutuskan akan mengajak anak-anak.
Lalu tanggal yang ditunggupun tiba, 29 Agustus kemarin Gundala sudah tayang, kedua anakku memaksa ku untuk beli tiket lewat aplikasi seperti biasa “ayo mami klik sekarang, beli sekarang”. Sampai tiba ada teman yang kasih opini bahwa film ini enggak cocok bawa anak, dan aku juga sebenarnya meragukan kalau film ini ramah anak. Bahkan sempat gugling berbagai berita promosinya.
Disalah satu portal berita aku memang menemukan kalimat bahwa film ini dibuat ramah anak untuk usia 13+, well beberapa film hero asal luar juga biasanya labelnya Remaja namun menurutku rerata memang masih layak ditonton anak-anak under 7 tahun, dan untuk informasi aku enggak pernah nonton ditayang perdana karena memang selalu mencari tahu apakah benar layak mengajak anak-anak.
Meski sempat diinfokan teman bahwa perlu pikir ulang untuk membawa anak-anak, namun aku masih punya harapan bahwa hanya beberapa adegan mungkin aku butuh memberi penjelasan pada kedua anakku, apalagi anak-anak ini sudah menunggu sekian lama dan karena promosi kami juga yang ikutan bangga dengan hasil karya anak bangsa.
Tibalah kami menonton film Gundala, sosok Sancaka digambarkan berbeda kalau versi asli sesuai komik yaitu seorang ilmuwan namun kali ini Sancaka adalah seorang security dis ebuah percetakan surat kabar. Di awal film adegan pendemo masih bisa disaksikan anak-anak dan mereka tahu itu aksi protes, lalu tibalah Sancaka harus pergi mencari sang Ibu. Adegan Sancaka disiksa para remaja jalanan adalah awal adegan yang membuat ngilu, meski tak ditampakkan secara nyata tapi anak-anak bahkan membawa imajinasinya ke hal yang mengerikan, jangankan anakku aku saja sampai istighfar berkali-kali tiap menemukan adegan berantemnya, duh fix ini enggak layak juga diberi label usia 13+!
Selain adegan-adegan kekerasan ucapan pun banyak yang sangat kasar, anjing! dan anakku bilang “kenapa dia harus bilang anjing mami?” aku hanya bisa bilang jangan tiru itu enggak sopan. Lalu aku jadi bertanya kenapa sih film hero asal luar itu bisa lebih ramah anak ?
Joko Anwar sepertinya harus belajar banyak nih supaya bisa menghadirkan film hero asli Indonesia yang benar-benar layak ditonton anak-anak, sayangkan kalau film ini hanya bisa dinikmati orang dewasa? Semangat hero bisa menjadi energi buat anak-anak. Shazam adalah film hero dengan label remaja yang bisa dinikmati kedua anakku, atau film Marvel studio aku enggak butuh diskusi panjang ketika menyaksikannya.
Dan pesanku stop bawa anak-anak menyaksikan Gundala, film ini benar-benar enggak cocok untuk anak-anak kecuali memang anaknya sudah biasa menyaksikan film kekerasan dan kata-kata kasar. Dan sepertinya untuk next film aku harus screening sendiri dulu baru memutuskan mengajak anak atau tidak.
Dan untuk Gundala dengan terpaksa aku katakan pada kedua anakku bahwa filmnya enggak bagus dan aku butuh trik ekstra untuk menghapus memori film itu dari kepalanya anak-anak, bahkan mengajak anak-anak berpose diposter Gundala saja aku jadi enggan. Lagian enggak ada pesan apa-apa untuk anak-anak dari film ini.
Sebagai orang dewasa jelas aku mengapresiasi dan berharap banyak perfilman Indonesia bisa jadi baik dengan adanya seri hero nasional ini dan sebagai dewasa aku juga bisa kasih rating film ini 7,5/10 tapi untuk anak-anak? Big No bahkan meski usia 13+.
Wah ada kata binatang, gimana ini. Kok beda dengan super hero luar yang justru lebih seger dan fresh gitu
ok, noted jd ga bisa bawa anak ya… Tapi memang mungkin krn anakku cewe, dia ga terlalu suka film2 jagoan gini, dan lbh suka yg berbau princess :D. Jadi penasaran pgn nonton film ini.. kalo liat trailer memang keren.. aku sendiri ga ngikutin samasekali ttg Gundala, bahkan baru tau ini tokoh jagoan khasnya Indonesia , setelah film ini kluar. pak suami yg ksh tau kalo komiknya jg ada
iya mbak makanya sayang kan kalo hero khas Indonesia anak2 gak bisa nikmati
I agree with this statement. Big no for Kids.
thank u rul
Setujuuu banget mba Uli. Aku kemarin nonton berdua sama suami. Aslilah sepanjang film aku ngerasa suram, madesu bangeeet hidup ya Allah.. Sampe sesek rasanya.. Ngilu banget pas adegan ngelukain kuping, itu penggambaran alatnya buat ngelukain juga eksplisit bgt gitu.. Sampe sekarang masih kebayang.. Dari segi cerita pun berat.. Aku jg bilang ke pak suami, ini kayaknya mestinya untuk 17+ atau dewasa deh ya meski banyak pemeran anak-anaknya juga..
iya dan ternyata benerkan yang punya film bilang dari awal set nya usia 17+