Sejak Kanda sekolah maka kegiatan ngeblog dihari Sabtu sering banget harus di skip, kegiatan penggantinya biasanya aku menonton televisi. Trans TV saat ini menyuguhkan film Indonesia dan weekend kemarin aku menonton dua film Indonesia berbeda sekmen usia namun meninggalkan jejak yang sama yaitu “kasih tak sampai”.
Film 3600 Detik
Aku gak nonton sejak awal, namun film remaja ini tetap bisa diikuti karena memang film Indonesia jarang yang berat genks. Sandra dan Leon adalah pemeran utama di film ini. Sandra dan Leoan anak SMA dengan karakter yang berbeda baik pribadi maupun keluarga mereka.
Sandra merasa hampa setelah perpisahan kedua orangtuanya, penampilannya jadi urakan dan dia malas belajar. Mama Sandra yang diperankan Wulan Guritno merasa bersalah karena enggak bisa menjadi orang tua yang baik. Sebaliknya Leon adalah anak yang sweet banget, orangtua nya pun termasuk yang harmonis banget.
Leon akhirnya membantu Sandra dalam mengejar ketertinggalannya dalam pelajaran dan saat semua itu tercapai, saat benih-benih cinta muncul dihati keduanya ternyata Sandra baru mengetahui kalau Leon selama ini mengidap Leukimia “kanker darah”. Kedua orangtua Leon sudah pasrah karena Leon bisa bertahan sampai usia remaja juga sudah sebuah keajaiban.
Sandra merasa sedih sekali, akhirnya diakhir hidup Leon Sandra meminta waktu satu jam saja, yup! 3600 detik untuk membahagiakan Leon. Mereka pergi ke Jungle Land, menikmati semua wahana seakan sakit itu tak pernah ada. Sampai akhirnya hidung Leon mengeluarkan darah dan perjalanan satu jam harus berakhir dengan kepergian Leon selamanya. Kepergian yang menyisakan tangisan, namun ada kebahagiaan karena Sandra tahu bahwa Leon sangat bahagia diakhir hidupnya.
Lalu selepas maghrib kembali aku disuguhkan film Indonesia berjudul “Tenggelamnya Kapal Van der wijck”, aku ingat sudah pernah membaca novelnya saat SMP namun tak sedikitpun yang menempel tentang nama tokoh didalamnya. Tenggelamnya Kapal Van der wijck juga kisah tentang kasih tak sampai, kalau 3600 detik segmen remaja makan kali ini lebih segmen dewasa.
Tenggelamnya kapal van der wijck berlatar sebuah kisah dari daerah minang kabau. Hayati seorang gadis minang keturunan bangsawan jatuh hati pada Zainudin seorang pemuda bugis berdarah minang, namun karena darah minang dari ayahnya maka tak ter-akulah Zainudin sebagai urang awak. Hayati jelas ditentang menikah dengan Zainudin, akhir dia menikah dengan Aziz yang kaya saat itu.
Hayati mengirim surat kepada Zainudin memberi kabar kalau akan menikah, Zainudin terpuruk, dua bulan lamanya Zainudin tak makan hanya meratapi Hayati. Hayati akhirnya datang kepada Zainudin namun ada Aziz disisinya. Zainudin pun memutuskan akan bangkit dan pindah ke Batavia.
Roda kehidupan katanya, Zainudin menjadi sukses sementara Aziz terlilit hutang karena gaya hidup yang sangat kolonial. Hayati tak pernah tersentuh oleh Aziz, Aziz tahu Hayati tak mencintai dirinya sampai akhirnya mereka bertemu dengan Zainudin di Surabaya. Kemiskinan membuat Aziz harus menumpang hidup dengan Zainudin. Pada akhirnya Aziz memilih bunuh diri, berkirim surat kepada Zainudin mengembalikan Hayati namun apa daya dendam di hati Zainudin membuat dia tak mau menerima Hayati, Zainudin mengirim pulang Hayati menggunakan Kapal Van Der Wijck.
Hayati sedih, dia ingin dimaafkan, dia ingin bersama Zainudin sekalipun menjadi pembantu. Surat untuk Zainudin dititip kepada Bang Mun orang kepercayaan Zainudin. Hayati sudah merasa berat untuk pergi menggunakan kapal tapi karena Zainudin memaksa maka Hayati hanya menurut. Kapal pun tenggelam Hayati masuk kedalam lautan mengenggam photo Zainudin. Keesokan harinya Zainudin menyesali keputusannya dan berniat menjemput Hayati, namun apa daya surat kabar memberikan headline “Kapal Van Der Wijck Tenggelam”
Hayati didapati sudah sekarat, namun Hayati bahagia bisa melihat Zainudin, ucapaan dua kalimat syahadat ditelinga Hayati mengantar kepergiannya. Hayati dimakamkan di pekarangan rumah Zainudin, dalam sendirinya Zainudin pun merasa bahagia telah bermaafan dengan Hayati. Kematian menjadi sebuah jalan keluar bagi hubungan yang rumit.
Well,dua film Indonesia ini punya tema yang sama “kasih tak sampai” terkadang memang kehidupan tak selalu indah untuk dijalani, kematian tak selamanya meninggalkan duka. Kadang kita baru bisa memaknai bahagia setelah kepergian seseorang.
Saya keleway nonton 2 film ini, Mbak Uli. Padahal pas menjelang libur akhir tahun, kan maraton tuh memutar film Indonesia, nah saya sempat nonton hehehe. Tapi begitulah, Mbak. Tidak semua cinta dapat bersatu.
cinta memang derita tiada akhir hehe
Pernah nonton filmnya. Asli bikin mewek karena kisah yang disampaikan amat dekat dengan kita dan terbawa suasana. Apalagi tenggelamnya kapal van der wijck. Berlinang air mata
iya sedih banget memang kalau gak jadian hehe
aku udah lama banget ga nonton ftv dan film cinta-cintaannya versi Indonesia
Males baper aja setelahnya :))
hehe aku juga kebetulan aja kemarin entah kenapa jadi nonton
Di rumah ga ada TV jadi benar-benar ga nonton film Indonesia, jadi penasaran sama film 3600 detik deh
film anak muda syekalis ebenarnya haha
wah malah aku baru tahu fil 3600 detik
kapan pernah tayang yah?
hihih
aku kurang suka film drama romantis gini sih, jadi sering ke skip
hari minggu siang kemarin
Hiks, kasih tak sampai kaya lagunya Padi. Aku belum pernah nonton film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, tapi dulu waktu kecil denger kaset sandiwaranya ibu, ya ampun itu aja udah menyedihkan dan terngiang-ngiang ceritanya
nah apalagi diadegankan ya hehe
Cerita kasih tak sampai begini memang sedih banget yah. Aku nonton tenggelam kapal van der wijk itu beberapa kali malah sampe nangis juga terbawa suasana film. Rasanya memang kalo uda cinta tapi akhirnya gak bersama nyesek sih ,mbak.
bener ya, sedih aja karena keputusan Zainudin dalam keadaan marah
Cinta emang gak selamanya harus menyatu, ya. Tapi paling tidak udah berusaha membahagiakan orang yang dicintai.
bener banget dan jangan menyesal dikemudian pokoknya pikirkan benar-benar
3600 detik itu aku pernah liat sinopsisnya tapi belum pernah nonton filmnya. Kalau Tenggelamnya Kapan Van Der Wijk aku malah baru baca novelnya dua tahun yang lalu, tapi filmnya belum pernah nonton. Tapi memang sih, kematian itu bukan akhir bagi kita, kematian bisa jadi merupakan awal menuju tahap baru dalam kehidupan. Baik bagi yang mengalami, atau yang ditinggalkan
iya kadang kepergian seseorang justru jadi titik balik ya
Aku belum sempat nonton yang 3600 detik. Novelnya udah. Teenlit bukan sih dulu itu ya?
Bahkan aku uda lupa ceritanya gimana haha… Jadi itu tentang kisah tak sampai ya…
iya tenlit hehe sad ending